Pengalaman
menjadi orang yang minder dan kuper membuat saya tahu persis rasanya tidak
percaya diri. Rasanya sangat tidak enak. Akibat tidak percaya diri, seseorang
bisa merasa terkucil, merasa rendah, susah gaul, susah dapat pasangan, karir
mentok, sering diomelin atasan, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan,
jadi omongan orang lain, diremehkan orang, jadi bulan-bulanan orang lain, dll.
Dalam
hal komunikasi, orang yang tidak pede biasanya ngobrolnya gak asik, gaya bicaranya cenderung
membosankan, dan sering bingung cari topik pembicaraan terutama kalau ngobrol
dengan orang yang baru kenal. Dan yang paling menyebalkan adalah kehabisan
topik obrolan ketika ngobrol dengan orang yang disukai. Kalau kesan pertama
sudah tidak menyenangkan, maka melangkah ke tahap pendekatan berikutnya akan
menjadi agak sulit.
Sekarang
masalahnya, apakah membangun kepercayaan diri itu mudah? Bahkan semudah
membalikkan telapak tangan?
Jawaban
saya adalah bisa “ya” dan “tidak”.
Pernahkah
Anda membaca tips-tips untuk menjadi percaya diri secara instan? Beberapa tips
tersebut antara lain:
1. Tegakkan badan, busungkan dada dan tersenyumlah
- karena dengan begitu Anda akan menyebarkan energi positif ke sekitar Anda. Otomatis
orang menyukai Anda, dan Anda pun menjadi lebih percaya diri.
2.
Sering-sering melakukan visualisasi atau membayangkan
diri Anda sebagai sosok yang percaya diri. Atau mengucapkan afirmasi “Saya
percaya diri!” berulang-ulang setiap hari.
3. Bersikap seolah-olah percaya diri, berdasarkan
pepatah klasik yang mengatakan fake it
till you make it. Awalnya pura-pura, lama-lama jadi betulan.
Tapi
apakah apakah semua metode itu berlaku untuk semua orang? Saya jawab “tidak!”
Ya, saya
berani bilang begitu karena fakta berbicara bahwa level kesadaran, level emosi,
dan latar belakang setiap orang berbeda-beda. Senyum di luar tidak mencerminkan
isi jiwa yang di dalam. Sedangkan energi yang terpancar ke sekitar Anda adalah
vibrasi yang berada di dalam diri, bukan dari bahasa tubuh dan senyum palsu yang
dipaksakan agar Anda terlihat percaya diri. Sikap berpura-pura percaya diri
akan terlihat palsu dan vibrasinya bisa dirasakan oleh orang-orang yang melihat
Anda. Karena bahasa tubuh dari orang yang berpura-pura pede tetap tak bisa
menyembunyikan ketidakpedean di dalam dirinya.
Sering melakukan
visualisasi atau membayangkan diri sebagai pribadi yang pede serta mengucapkan
afirmasi percaya diri pun tidak berlaku bagi semua orang, terutama bagi mereka
yang berada dalam kondisi emosi negatif yang parah seperti depresi, kesedihan yang
mendalam, cemas berlebihan, sakit hati, dendam dan marah. Apalagi tidak semua
orang suka melakukan visualisasi dan afirmasi secara rutin, karena lama-lama
bosan juga, dan seringkali menimbulkan rasa frustasi ketika apa yang divisualisasikan
belum juga terwujud.
Saya
pernah disuruh menyimbolkan rasa tidak percaya diri saya sebagai sebuah tembok
yang besar. Lalu masih dalam imajinasi tersebut, saya disuruh untuk
menghancurkan tembok itu dengan martil yang besar dan kuat. Tetapi…meskipun
saya berhasil menghancurkan tembok itu dalam imajinasi saya, ternyata saya
tetap tidak percaya diri. Saya juga pernah disuruh membayangkan situasi dimana
saya terlihat tidak percaya diri, lalu saya disuruh membayangkan situasi baru
dimana saya terlihat percaya diri. Kemudian bayangan sebelumnya yang tidak
percaya diri ditimpa oleh bayangan baru dimana saya terlihat percaya diri.
Tapi…tetap tidak berhasil, saya tetap tidak percaya diri.
Jujur
saja kalau ada orang yang berkata, “Pede dong! Masa gitu aja gak pede? Pede itu
gampang!” Saya malah kesal dengan orang yang terlalu menggampangkan seperti
itu. Seolah-olah jadi pede itu semudah membalikkan telapak tangan. Sudah begitu
dia tidak memberitahu bagaimana caranya, cuma bisa menyuruh untuk pede. Kalaupun
ditanya “Gimana caranya?” dia akan menjawab, “Ya pede aja!”
Benar-benar
jawaban yang tidak memuaskan. Artinya kemungkinan besar dia sendiri tidak tahu
bagaimana caranya membangun kepercayaan diri.
Tidak
semua orang mampu menjadi percaya diri dengan cepat, karena akan tergantung
level ketidakpedeannya ada di mana, garis atas atau garis bawah? Garis atas
berarti level tidak pedenya masih mending, sedangkan garis bawah berarti minus
dan sangat tidak pede.
Orang
yang level ketidakpedeannya ada di garis atas hanya butuh sedikit colekan saja
agar bisa pede dengan cepat. Biasanya kata-kata motivasi sudah cukup untuk
membuatnya sadar atau ‘ngeh’ sehingga rasa pedenya pun bangkit seketika.
Tetapi
jika level ketidakpedeannya ada di garis bawah, kata-kata motivasi saja tidak
akan cukup untuk menembus nilai-nilai yang tersimpan di pikiran bawah sadarnya.
Orang-orang seperti ini butuh terapi dan latihan khusus untuk menumbuhkan rasa
percaya dirinya secara bertahap. Dengan kata lain, mereka harus melakukan usaha
yang lebih keras dan lebih banyak untuk membangunnya dibandingkan orang yang
level tidak pedenya ada di garis atas.
Kabar
baiknya, sesuatu yang dibangun secara bertahap dan konsisten akan memberikan
hasil yang lebih permanen daripada sesuatu yang dibangun secara instan. Nantikan
artikel tentang tips membangun kepercayaan diri untuk mengetahuinya.